Motif dan Modus suatu Narasi Pendek

Analisis Narasi
(Yg beredar di medsos)

Oleh : Herry Kasymir Oyin
Chapter I

"The End of ASSET-HEAVY Company"

Seminggu ini ada 3 peristiwa yg bisa ditarik benang merahnya.
Tiga peristiwa itu adalah :

+ Bank BNI 46 menutup 96 kantor cabang tahun ini.

+ Garuda Indonesia dan Sriwijaya Air menawarkan pensiun dini kepada karyawannya. Garuda bahkan akan memangkas armadanya menjadi hanya separuhya.

+ Dan terakhir, Hero Group akan menutup seluruh Giant supermarket akhir Juli 2021.

Apa yg salah dari perusahaan2 tsb di tengah pandemi yg sudah meradang 1,5 tahun ini ?

Selama 3 tahun terakhir ini kita menghadapi
*TRIPLE DISRUPTION*
sekaligus :
*DIGITAL disruption + MILLENNIAL disruption + PANDEMIC disruption*

Perushaan seperti apa yg menjadi
*"target pembunuhan"*
triple disruption tsb ?

Yaitu perusahaan yg saya sebut :
*ASSET-HEAVY COMPANY*.
Yaitu :
perusahaan2 yg memiliki aset fisik sebesar gaban dan beban overhead-nya berat dan begitu menghimpit.

Dalam kasus Airlines,
overhead yg menghimpit itu adalah :
*operasi pesawat*.
Dalam kasus bank adalah :
*operasi kantor cabang dan jumlah pegawai yg besar*
Atau kalo ritel adalah :
*biaya properti yg mahal dan dibiayai pinjaman bank*.

*"PLATFORM COMPANY"*
seperti :
*Gojek, Toped, or Traveloka*,
Mereka adalah :
*ASSET-LIGHT COMPANY*.
Gojek misalnya tak perlu membayar gaji bulanan tukang ojol, tak seperti halnya Blue Bird.

Begitupun UKM adalah :
*ASSET-LIGHT company*.
Karena itu saya meyakini UKM bakal lebih resilient dan lebih agile dalam bermanuver menghadapi gonjang-ganjing triple disruption.

Contohnya,
di masa pandemi
*bisnis travel agent tiarap*.
Karena itu banyak UKM yg bergerak di travel agent melakukan pivot ke resto misalnya.
*“Kemewahan”*
ini tak mungkin didapatkan perusahaan besar dengan overhead yg besar.

*TRIPLE DISRUPTION*
akan terus memakan korban. Dan korban2 awal yg akan makin sering kita dengar beritanya beberapa minggu ke depan adalah :
perusahaan2 yg punya aset fisik besar dan overhead yg berat :
*ASSET-HEAVY company*.

ANALISIS

Narasi yg menarik. Terlihat penulis bukan ahli ekonomi terapan. Karena tdk menggunakan istilah intangible assets (i.a.).
Diduga giant tutup adalah bagian dari strategi kedepan. Mereka diduga akan beralih ke marketing dan layanan online. Meniru Lazada dkk. Tapi lebih jauh lagi. Dimana akan terintegrasi antara operator online - gudang - delivery dan big data plus decision maker.

i.a. masih jd perdebatan dlm standar ekonomi apakah dpt dimasukan ke dlm neraca atau tdk.
Kelemahan i.a. adalah dapat zero dlm waktu singkat. Seperti crash nya nokia dan rising star nya blackberry/bbm. Crashnya bbm dan rising star nya android. Blm lagi plat form digital  seperti facebook yg mulai down perlahan. Dpt ditahan karena lsg mengakuisisi IG dan WA.

Terakhir, apakah narasi tsb bagian dari proxy?
Dugaan masih blm masuk katagori proxy tapi sdh masuk dlm psi marketing khususnya ke istilah "asset light company" vs "asset heavy company" . Narasi di atas baru bersifat prolog dimana akan ada lanjutan nya (narasi dialog - narasi epilog)
Apa tujuan nya
1. Membangun mind set pentingnya light asset.
2. Agar light asset cc intangible asset dpt masuk dlm standar akuntansi. (Hal ini cukup berbahaya karena dpt disalahgunakan menjadi smart money game, sdh ada contohnya)
3.  MengUP value of digital jauh di atas kewajaran.
4. Mengangkat istilah *TRIPLE DISRUPTION*
5. -

Nah, ada baiknya kita mulai smart dlm membaca narasi2 yg beredar di medsos, karena dpt membangun dan atau menggeser mind set kita jika kita tdk punya benchmark yg kuat. CMIIW

Popular posts from this blog

Herd Immunity has done

The Last Chapter (IA-ITB Kongres vs IA-ITB KLB)